Port
of Singapore authority (PSA) merupakan salah satu
pelabuhan terbesar di dunia. Saat ini PSA mengoperasikan 5 terminal petikemas
yaitu Tanjong Pagar Terminal, Keppel Terminal, Brani Terminal, Pasir Panjang
Terminal 1&2, Pasir Panjang Phase 3&4 dan telah melayani 31,26 juta
TEU’s pada tahun 2012. Kelima terminal tersebut dikelola langsung oleh PSA International Pte Ltd dengan tiga
perusahaan utama yang berada di bawahnya yaitu PSA Singapore Terminals, PSA
HNN, dan PSA Marine. Secara total, perusahaan tersebut mengoperasikan 28
pelabuhan di 16 negara Asia, Eropa, dan Amerika dengan total kapasitas global
mencapai 111 juta TEUs dengan panjang dermaga mencapai 66 km. Saat ini, PSA
memposisikan diri sebagai transhipment
port (hub port) sebesar 85% dan
sisanya merupakan pelayanan pelabuhan
untuk kepentingan perusahaan yang ada di Singapura. PSA menyediakan pelayanan
maritim dan shipping. Termasuk pelayanan pilotage, port and terminal towage, ocean
transportation, support vessels for the offshore oil & gas industry,
heavy-lift, oil spill response and salvage services.
Posisi Singapura yang
berada pada jalur perdagangan dunia, sejak dulu dimanfaatkan oleh Inggris
sebagai pusat logistik dikawasan Asia Tenggara. Seiring dengan pertumbuhan
ekonomi dikawasan Asia, khususnya Asia Tenggara, menyebabkan posisi PSA sebagai
hub port interasional menjadi sangat penting. Saat ini PSA telah terkoneksi
kepada sekitar 600 pelabuhan di dunia. Agar pelayanan terhadap konsumen maksimal,
maka PSA harus mempunyai fasilitas yang memadai. Berikut ini merupakan
fasilitas PSA:
Tabel
1 Fasilitas PSA International Pte Ltd
No.
|
Fasilitas
|
Ukuran
|
1
|
Quay
|
15.500 m
|
2
|
Lahan
pelabuhan
|
600 ha
|
3
|
Kedalaman
|
-16 m
|
4
|
Quay
Crane
|
188 unit
|
5
|
Kapsitas Container
|
35.000
|
Perdagangan laut, saat
ini telah mencapai 13% dari perdagangan dunia dan 49% dari nilai. Perkembangan
ini, membuat PSA diperkirakan akan melayani bongkar muat kontainer sebanyak 2
kali lipat. Maka, untuk memperkuat posisi PSA sebagai pelabuhan transhipment terbesar di dunia dan
pelayanan prima terhadap kondumen, PSA saat ini sedang membangun terminal baru
yaitu Pasir Panjang Phase 3&4. Pembangunan terminal tersebut telah
dilakukan sebelum tahun 1998. Terminal Pasir Panjang Phase 3&4 nantinya
akan memiliki kedalaman -18 meter. Kedalaman ini cukup untuk melayani kapal
kontainer terbesar saat ini.
Untuk memberikan
pelayanan yang maksimal kepada pelanggan, PSA menyediakan teknologi terbaru
untuk mempercepat proses bongkar muat dan pendistribusian barang. Pelayanan
administrasi (pre clearence) di PSA
dapat dilakukan dalam waktu yang sangat singkat yaitu 25 detik. Hal ini sudah
termasuk pengecekan data dan scanning barang yang dibawa.
Gambar 2 Proses Pre Clearence di PSA yang menggunakan
pintu otomatis.
Gambar 3 Tahapan Pre Clearence di setiap terminal yang
dikelola oleh PSA;
Gambar 4 Proses bongkar muat kapal
dan port traffic control di PSA
Untuk mempercepat
pelayanan tersebut maka sejak tahun 2000 mengacu pada ISPA code, dimana setiap
pelabuhan harus steril dari kegiatan non
pelabuhan. Pemeriksaan terhadap barang yang akan melakukan bongkar muat diperketat.
Di setiap terminal PSA, proses pre
clearence dilakukan secara otomatis dengan menggunakan CCTV yang dapat
memantau setiap sudut dari truk yang datang maupun pergi. Saat proses pre clearence pengemudi truck hanya
perlu memasukkan nomor identitas saja. Proses scan dan registrasi ini hanya memerlukan
waktu 25 detik, dan jika ada truck yang membawa barang mencurigakan maka akan
di scan serta di bongkar dan waktu yang dibutuhkan adalah 1 jam.
Kecepatan proses diatas
berlaku juga saat akan melakukan bongkar muat. Saat pengematan lapang ditemukan
fakta bahwa, untuk barang yang termasuk dalam kategori tidak berbahaya, maka
waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat satu kontainer adalah ± 30 detik. Hal
ini akan berdampak pada proses lain yang pada akhirnya akan mempercepat waktu
tunggu kapal di pelabuhan. Berikut ini ditampilkan waktu tunggu kapal disetiap
pelabuhan di dunia:
Gambar 5 Perbandingan dweling time pelabuhan dunia
Kecepatan proses
bongkar muat di PSA dapat terjadi karena mempunyai manajemen yang baik mulai
dari proses rekrutmen, pelatihan serta penggunaan teknologi yang memadai. Pada dasarnya PSA tidak
memiliki kriteria tertentu dalam melakukan rekrutmen pegawai/pekerja, tapi hal
terpenting adalah kemampuan komunikasi dalam bahasa inggris yang lancar.
Pegawai nantinya akan ditraining
dalam jangka waktu yang ditentukan dan akan dibagi pada divisi tertentu setelah
pelatihan dilakukan.
Pelatihan untuk SDM di
PSA dilakukan di Singapur sendiri dan secara rutin dilakukan pelatihan. Ketika
seorang pegawai mengoperasi crane, maka pegawai tersebut akan terus difokuskan
untuk mengoperasikan crane tersebut. Hal ini berdampak pada tingkat kemahiran
dalam mengoperasikan alat tersebut. Ketika ada teknologi terbaru, maka setiap
pegawai bongkar muat akan dilatih untuk menggunakan alat tersebut. Akan tetapi
adanya teknologi baru tidak serta merta membuat pengelola pelabuhan
menyingkirkan alat yang lama. Melalui staff ahli yang ada, pnegelola pelabuhan
melakukan modifikasi pada setiap crane yang sudah lama dioperasikan.
Tuntutan dunia agar
pengoperasian pelabuhan lebih ramah lingkungan, gantry crane yang tadinya
menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dimodifikasi sehingga dapat mereduksi
penggunaan BBM hingga 30%, nilai ini akan ditingkatkan sehingga penggunaan BBM
menjadi nol persen. Saat ini gantry crane di PSA telah menggunakan listrik
dalam setiap pengoperasiannya. Secara berkala crane ataupun fasilitas di
pelabuhan diperiksa untuk perawatan karena setiap fasilitas hampir selalu
digunakan selama 24 jam.
Agar kinerja pelabuhan
tetap terjaga, PSA mempunyai divisi sendiri untuk melakukan pengawasan.
Pengawasan mengacu pada target perusahaan yang ingin memberikan pelayanan
terbaik kepada setiap konsumen. Target-target yang telah diberikan kepada
pegawai diharapkan dapat dipenuhi. Untuk memperluas jaringan pada tahun 2011,
PSA juga mengelola 29 port projects di 17 negara di Asia, Europa dan Amerika.