Senin, 27 Februari 2012

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERIKANAN BERBASIS PELABUHAN PERIKANAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN NELAYAN DI PROPINSI JAWA BARAT (sebuah sinopsis)


Pembangunan sektor perikanan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan 3 pilar pembangunan : pro-poor, pro-job, pro-growth. Hal ini berdasarkan pada kenyataan bahwa sektor perikanan masih tertinggal dalam hal pembangunan baik sarana maupun prasarana dibandingkan dengan sektor pertanian atau perkebunan. Sehingga dapat dilihat bahwa ketiga pilar pembangunan tersebut belum terjadi pada pembangunan sektor perikanan.
Sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia yaitu sepanjang 95.181 km, sebenarnya cukup ironis menemukan fakta bahwa sektor pesisir pada umumnya dan sektor perikanan pada khususnya masih dalam keadaan tertinggal. Pembangunan wilayah pesisir menjadi sangat penting jika kita melihat bahwa telah terjadi kesenjangan pembangunan yang sangat lebar antara wilayah perkotaan dan pedesaan (pesisir). Hal ini diindikasikan dengan tingginya laju urbanisasi. Pembangunan perkotaan yang diharapkan dapat memiliki efek trickled down justru tidak terjadi.
Berdasarkan kondisi tersebut, tidak berarti pembangunan pesisir menjadi tidak penting, akan tetapi harus dicari solusi untuk mengurangi urban bias. Pengembangan kawasan minapolitan dapat dijadikan alternative solusi dalam pengembangan kawasan pesisir tanpa melupakan kawasan perkotaan. Melalui pengembangan minapolitan, diharapkan terjadi interaksi yang kuat antara pusat kawasan minapolitan dengan wilayah produksi perikanan dalam system kawasan minapolitan. Melaui pendekatan ini, produk perikanan dari kawasan produksi akan diolah terlebih dahulu di pusat kawasan minapolitan sebelum di jual (ekspor) ke pasar yang lebih luas sehingga nilai tambah tetap berada di kawasan minapolitan.
Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis manajemen ekonomi kawasan dengan motor penggerak sektor kelautan & perikanan, berdasarkan prinsip terintegrasi, efisiensi dan akselerasi. Salah satu tujuan minapolitan adalah meningkatkan pendapatan nelayan dan pengusaha  yang adil dan merata. Pengembangan minapolitan tidak lain adalah pengembangan industri perikanan yang langsung berada di wilayah pesisir. Kondisi ini diharapkan agar mampu memotong rantai pemasaran yang panjang antara penjual dan konsumen.
Jawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara dan samudera Hindia di bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1000 km. Berdasarkan letak inilah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Dengan panjang garis pantai sekitar 805 kilometer dan garis sungai 13.666 kilometer, area budidaya perikanan wilayah ini mencapai 58.698 hektar. Jabar juga memiliki tiga waduk besar yang dapat dioptimalkan untuk budidaya ikan, yakni Saguling, Cirata, dan Jatiluhur, dengan luas total mencapai 21.429 hektar (Anonimous 2010a).
Jawa Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya kontribusi Jawa  Barat terhadap produksi perikanan Indonesia Provinsi Jawa Barat menyuplai sekitar 30% dari total 5 juta ton produksi ikan yang ada di Indonesia (Anonimous 2011).
Tren ekspor hasil perikanan Jabar menunjukkan pertumbuhan positif sejak 2008 sampai 2010. Pada 2008, ekspor Jabar mencapai 5.893.477,08 kilogram dan senilai US$16,270 juta.  Volume dan nilai tersebut naik menjadi 11,125 juta kg pada 2009. Selanjutnya, meningkat lagi pada 2010 mencapai 19,849 juta kilogram dengan nilai US$71,62 juta (Anonimous 2010b).
Jawa Barat seperti halnya wilayah lainnya, meskipun memiliki tren ekspor hasil perikanan yang baik, juga memiliki maslaah yang sama yaitu kemiskinan nelayan yang seolah-olah sangat sulit untuk dicari solusinya. Perkembangan ekspor perikanan ini tidak sejalan dengan rendahnya pendapatan nelayan. Untuk meningkatkan pendapatan nelayan, seperti yang telah diungkapkan diatas, yaitu dengan membangun industri perikanan di daerah pesisir.
Untuk membangun industri perikanan tersebut diperlukan sub-sub kegiatan mulai dari penyediaan mina-input, teknologi penangkapan, penanganan pascatangkap, pengolahan ikan hingga pemasaran, serta prasarana dan kelembagaan pendukung yang merupakan perpaduan berbagai bidang kerja yang berada pada kendali dari berbagai pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat, termasuk pengusaha swasta, perorangan dan badan usaha. Oleh karena itu. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus disusun strategi pengembangan industri perikanan dengan berbasiskan di pelabuhan perikanan.
Fungsi pelabuhan perikanan mempunyai fungsi pemerintahan dan pengusahaan guna mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran. Fungsi pelabuhan perikanan dalam mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya dapat berupa: 1) pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan, 2) pelayanan bongkar muat, 3) pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan, 4) pemasaran dan distribusi ikan, 5) pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan, 6) tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan, 7) pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan, 8) tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan, 9) pelaksanaan kesyahbandaran, 10) tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan, 11) publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan, 12) tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan, 13) pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari dan 14) pengendalian lingkungan (Undang-undang RI No. 45 Tahun 2009).
Pelabuhan perikan memiliki posisi yang sangat sentral dalam pengembangan industri perikanan ini. Pelabuhan perikanan menjadi pusat dari semua kegiatan perikanan mulai dari pendaratan hasil tangkapan, pemasaran, pengolahan hingga penjualan ke konsumen. Dengan potensi sumberdaya yang berbeda-beda disetiap wilayah di Jawa Barat, stakeholder perikanan harus lebih selektif dalam memilih industri perikanan yang sesuai dengan sumberdaya yang ada di wilayah tersebut.
Pemilihan lokaksi pengembangan industri perikanan di Jawa Barat berdasarkan pada lokasi pelabuhan perikanan yang telah ada dan telah menjadi pusat perikanan di wilayah masing-masing yaitu di wilayah Sukabumi, Ciamis, Garut, Cirebon, Subang, dan Karawang.
Penentuan strategi pengembangan menggunakan analisis SWOT, dan Analisis Spasial menggunakan MapInfo untuk penentuan lokasi pengembangan industri perikanan. Konsep pembangunan ekonomi pada sektor perikanan adalah dengan mengembangkan industri perikanan. Pada sektor industri perikanan (padanan agribisnis di sektor pertanian) mencakup 4 sub sektor yaitu: pertama; sub sektor industri perikanan hulu (up-stream fishery businness) yakni kegiatan industri dan perdagangan yang menghasilkan sarana produksi perikanan primer (pembibitan, alat dan mesin penangkapan, perkapalan, bahan penunjang dan lain-lain), kedua; sub sektor usaha penangkapan (on-farm fishery businness) yakni kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi perikanan primer untuk menghasilkan komoditas primer (termasuk perikanan budidaya dan usaha penangkapan ikan), ketiga; sub sektor industri perikanan hilir (down-stream fishery businness) yakni kegiatan industri yang mengolah komoditas primer menjadi produk olahan (pengalengan ikan, pengemasan ikan segar, industri pengolahan ikan, dll) serta perdagangan dan distribusinya (pasar tradisional, supermarket, distributor, dll), dan keempat; sub sektor jasa penunjang (fishery supporting institutions) yakni kegiatan yang menyediakan jasa bagi industri perikanan (perbankan, litbang dan kebijakan pemerintah).


DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2010a. Industri Perikanan Jawa Barat Tumbuh Pesat. [terhubung tidak berkala]. http://akuindonesiana.wordpress.com/2010/05/14/industri-perikanan-jawa-barat-tumbuh-pesat/.

Anonimous 2010b. Ekspor hasil perikanan Jawa Barat 2008 – 2010. [terhubung tidak berkala]. http://bisnis-jabar.com/index.php/2011/12/ekspor-hasil-perikanan-jawa-barat-2008-%E2%80%93-2010/.

Anonimous.2011. Jawa Barat Suplai 30% Ikan Indonesia. [terhubung tidak berkala]. http://www.investor.co.id/agribusiness/jawa-barat-suplai-30-ikan-indonesia/12049.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar